Simak Tips Ini agar Nyeri Otot setelah Olahraga Hilang: Fascial Gun FH-320 by Apex


Bagi kamu yang menyukai olahraga, pasti pernah mengalami nyeri otot. Ini biasa terjadi usai aktivitas olahraga dilakukan.

Banyak penyebab nyeri otot setelah berolahraga. Seperti intensitas olahraga yang sedang ditingkatkan, mencoba jenis olahraga baru, atau kamu baru saja berolahraga setelah beberapa waktu tidak melakukannya.

Nyeri otot ini biasanya kamu dapatkan ketika melaksanakan olahraga rutin seperti jogging, aerobik, atau angkat beban.

Sejumlah ahli dalam dunia medis menjelaskan, nyeri dan kaku otot yang timbul usai berolahraga disebut delayed onset muscles soreness (DOMS). Masa nyeri otot biasanya berlangsung selama 24-48 jam.

Keluhan yang kerap dialami nyeri otot ringan hingga berat adalah pegal-pegal, kaku otot, sedikit pembengkakan pada otot, dan berkurangnya kekuatan otot sementara waktu.


Kenapa bisa terjadi nyeri otot setelah berolahraga?

DOMS atau nyeri otot ini bisa terjadi setelah melakukan aktivitas fisik atau berolahraga. Pada kondisi ini, jaringan otot tubuh berusaha beradaptasi dengan memperbaiki dan menambah massa jaringan otot tubuh.

Reaksi ini sebenarnya hal normal dan bersifat sementara. Hanya saja, sebelum berolahraga, kamu lebih baik melakukan stretching atau pemanasan. Risiko mengalami nyeri otot sangat tinggi apabila tidak melakukan pemanasan.

Namun, yang perlu diketahui nyeri otot berbeda dengan cedera otot yang serius. Segera periksakan diri ke dokter jika terdapat keluhan berat berikut ini:

- Nyeri tidak tertahankan.

- Otot menjadi sulit atau tidak bisa digerakkan sama sekali setelah berolahraga.

- Pembengkakan otot yang parah.

- Nyeri otot tidak berkurang sama sekali hingga lebih dari seminggu 


Bagaimana meredakan nyeri otot ringan setelah berolahraga?

1. Perbanyak istirahat

Memperbanyak istirahat setelah berolahraga membantu pemulihan otot. Kamu dianjurkan tidur selama 8 hingga 9 jam dalam sehari. Jangan lupa untuk mengonsumsi makanan tinggi protein dan minum air putih yang cukup supaya terhindar dari dehidrasi.

2. Kompres dengan air dingin atau hangat

Apabila nyeri otot baru muncul dan muncul sedikit pembengkakan otot, kamu dapat mengompresnya dengan kompres dingin selama 10-15 menit. Caranya, bungkus es batu dengan kain atau handuk. Kemudian tempelkan pada bagian tubuh yang mengalami nyeri dan bengkak.

Tips lainnya, untuk membantu pemulihan nyeri dan tidak ada pembengkakan, kamu bisa meringankan pemulihannya dengan kompres air hangat selama 10-15 menit.

3. Pijat lembut bagian tubuh yang nyeri

Pijatan ringan dan lembut pada bagian tubuh yang nyeri dapat melancarkan aliran darah dan merangsang saraf. Rasa nyeri bakal berkurang dan mengurangi pembengkakan otot. Kamu juga bisa menggunakan alat pijat elektrik yang otomatis bekerja merelaksasi otot.


Fascial Gun FH-320 by Apex


Yap, Fascial Gun FH-320 dapat membuat rileks otot maupun sendi-sendi kamu yang terasa nyeri setelah berolahraga.

Berbentuk seperti pistol, alat ini sangat mudah digunakan. Kamu dapat menggunakannya sendiri, terlebih bagian bawahnya mudah digenggam. Sehingga pegal usai olahraga atau bepergian mereda.

Spesifikasi:

- Dimensi: 22 x 22 x 5 centimeter

- Input: 220v DC

- Output: 8.4v 1A

- Battery: 2.500mAh

- Voltage: 7.4V

- Power: 24W

- Motor: 2.200-3.200 RPM


Cara kerja Fascial Gun FH-320


Kelebihan Fascial Gun FH-320 terdapat pada empat jenis kepala pijat yang dapat diganti-ganti. Masing-masing kepala pijat dapat dirasakan perbedaannya, menyesuaikan dengan area tubuh yang akan dipijat.

Fascial Gun FH-320 memiliki baterai yang dapat diisi ulang. Sehingga penggunaan alat ini bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.

Terdapat 6 level yang mengatur kekuatan memijat Fascial Gun FH-320. Kamu cukup arahkan alat ini pada bagian otot yang nyeri. Lalu, rasa nyaman akan muncul pada tubuh.

Dapatkan Fascial Gun FH-320 di www.promedikamitrautama.com. Kunjungi toko online kami di Tokopedia dan Shopee untuk segera membelinya.

di dalam Travel
Digital Promedika 10 Februari 2022
Share post ini

Blog-blog kami
Arsip
Masuk untuk meninggalkan komentar
Timbangan Badan Analog Vs Digital, yang Mana Lebih Bagus?